Jumat, 03 April 2009

Akademi Fisioterapi Makassar


Rekan-rekanku di Kampus Hertasning tahun 1986
Kita masih bisa tersenyum bersama menapak asa fisioterapi di Makassar dan Indonesia untuk menjadi yang terbaik
Saat ini kita telah tersebar di seluruh penjuru tanah air sebagai Fisoterapis dengan segundang gelar tambahan, tapi tetaplah ukir dalam hati dengan keikhlasan bahwa kita adalah satu dalam bingkai Ikatan Alumni Fisioterapi Makassar

Material Manual Handling






Teknik mengangkat memberi peluang untuk terjadinya keluhan muskuloskeletal, seperti Law Back Pain dan Shoulder Pain
Agar dapat meminimalkan resiko tersebut, maka dibutuhkan pemahaman tentang tata cara mengangkat yang baik dan benar

Claudication Exercises





PROSEDUR LATIHAN PADA KLAUDIKASI BERKALA

1. Posisi penderita tidur terlentang dengan kedua lutut diluruskan.
Mintalah pasien untuk menggerakkan pergelangan kaki kearah atas sedang kaki yang satunya ke arah bawah. Gerakan dipertahankan selama 6 – 8 hitungan hingga terasa adanya penarikan pd otot-otot betis kemudian rileks.

2. Posisi sda no. 1
Mintalah pasien menggerakkan sendi pergelangan kakinya dengan arah gerakan memutar ke dalam dan kluar. Rangkaian gerakan dilakukan secra perlahan, dngan durasi 6 – 8 detik setap satu siklus gerakan kemudian rileks.
3. Posisi sda no. 1
Mintalah pasien untuk menekuk lututnya kearaah dada yang kemudian dipertahankan oleh pasien dgn memegang lutut selama 6 – 8 hitungan,selanjutnya lakukan pda kaki yg satunya.
4. Posisi penderita duduk diatas tempat tidur dengan kedua tungkai lurus, kemudian mintalah pasien untuk menyentuh ujung jari kaki dan pertahankan selama 6 – 8 hitungan.
5. Posisi penderita duduk disamping bed .
Mintalah pasien untuk meluruskan salah satu sendi lututnya hingga sejajar dgn paha, kemudian perintahkan untuk menggerakkan sendi pergelangan kakinya kearah atas, kebawah, memutar kedalam dan keluar yang setiap gerakannya dipertahankan 6 – 8 hitungan kemudian rileks.lakukan yang sama pd tungkai yg satunya.
6. Posisi sda no. 5
Mintalah pasien untuk menekuksalah satu sendi pangkal paha sekitar 120° , kemudian perintahkan pasien untuk menggerakkan sendi pergelangan kaki pd paha yg ditekuk untuk melakukan gerakan ke atas, ke bawah serta memutar ke luar dan ke dalam secara lambat dan dipertahankan selama 6 – 8 hitungan kemudian rileks.
7. Posisi pasien berdiri.
Mintalah pasien untuk berposisi seperti akan melangkah, dgn satu tunngkai didepan tertekuk sekitar 120°, sedang tungkai yg dibelakang dlm posisi lurus, kemudian lakukan gerakan seperti akan melangkah dimana ujung jari kaki tetap dilantai, sedangkan telapak kaki dan tumit terangkat dari lantai. Pertahankan posisi ini 6 – 8 hitungan kemudian rileks. Lakukan yang sama pada tungkai yang satunya.
8. Posisi sda no. 7
Mintalah pasien untuk merapatkan kedua kakinya dan tangan memegang ujung meja atau tempat tidur, kemudian menjinjit selama 6 – 8 hitungan, selanjutnya dgn kaki tetap jinjit suruh jongkok dan pertahankan 6 – 8 hit setelah itu mintalah untuk berdiri kembali dgn posisi tetap dlm keadaan jinjit dan pertahankan selama 6 – 8 hitungan kemudian rileks.
9. Posisi berdiri dgn satu kaki diletakkan di atas bangku yg tingginya 20 cm, sedng kaki yg satunya tetap dlm keadaan lurus dibelakang.
Mintalah pasien untuk miring kedepan dgn tetap mempertahankan agar tungkai yg dibelakang dlm kedaan lurus, sedang tungkai yg diletakkan pd bangku makin ditekuk serta dipertahankan 6 – 8 hitungan. Lakukn sec. Bergantian.
10. Posisi sda no. 7
Mintalah pasien untuk menekuk salah satu lututnya secara maksimal sehingga betis dan paha saling bertemu, kemudian pegang dgn tangan yg sesisi dr kaki tersebut, selanjutnya tarik kaki tsb. Kebelkang hingga otot pha bagian depan terasa tertarik. Pertahankan selama 6 – 8 hitungan. Lakukan pd tungkai yang satunya.
11. Posisi sda no. 7
Mintalah pasien untuk menunduk kedepan dengan jari-jari tangan berusaha menyentuh ujung jari kaki, pertahankan agar tungkai bawah tetap lurus hingga terasa adanya penarikan otot-otot bagian belakang tungkai. Pertahankan gerakan ini selama 6 – 8 hitungan kemudian rileks.

Kamis, 02 April 2009

Wisuda S1 Fisioterapi Profesi


Boleh juga !!!

Wisuda S1 Fisioterapi Profesi


Santai dan senang dari wisudawan S1 Fisioterapi Profesi Unhas tahun 2009

Skoliosis

Istilah skoliosis digunakan untuk menggambarkan terjadinya deviasi kurva tulang belakang secara abnormal. Kurva ini dapat berkembang 1 kurva atau yang berbentuk C dan juga dapat berkembang 2 kurva atau yang berbentuk S.

Skoliosis biasanya berkembang pada bagian tulang belakang thorakal atau area di antara bagian punggung atas dan bagian punggung bawah (area thorakolumbar). Hal ini mungkin juga terjadi pada bagian punggung sisi bawah (tulang belakang lumbal)
Penyebab Scoliosis dan faktor resiko
Skoliosis data disebabkan secara;
 Kongenital
 Developmental atau perkembangan
 Degeneratif atau proses penuaan
 Idiopathic (penyebab yang tidak diketahui
Skoliosis congenital; hal ini relatif bentuk yang jarang dari kesalahan formasi congenital dari tulang belakang. Pasien dengan skoliosis congenital akan berkembang menjadi skoliosis deformitas saat bayi.
Skoliosis neuromuscular; hal ini mungkin terjadi saat kurva tulang belakang ke satu sisi yang disebabkan oleh kelemahan otot spinalis atau masalah neurologis. Bentuk dari skoliosis ini biasanya pada seseorang individu yang tidak dapat berjalan karena kondisi neuromuscular (misalnya muscular dystrophy atau CP). Hal ini juga biasa disebut dengan myopathic scoliosis
Skoliosis degenertif juga dapat berkembang setelah usia lanjut, di mana sendi-sendi pada tulang belakang mengalami degenerasi dan memacu pembengkokan pada tulang belakang. Skoliosis ini juga disebut Adult Scoliosis
Skoliosis idiopatik merupakan bentuk yang paling umum di mana berkembang pada usia remaja. Karena paling sering terjadi saat remaja maka kondisi ini terkadang disebut juga adolescent scoliosis.
Skoliosis tidak terjadi sebagai dampak dari jenis kegiatan olahraga, pemakaian tas backpack, posisi tidur, postur atau adanya perbedaan panjang tungkai yang kecil.
Tes Scoliosis
Biasanya skoliosis pertama kali terdiagnosis pada saat pemeriksaan di sekolah atau saat pemeriksaan berkala dari seorang dokter pediatric. Umumnya tes yang dilakukan adalah the Adam’s forward bend yang rutin dilakukan di sekolah, dimana grade dari skoliosis ini sudah lebih berat (grade V atau VI).
Tes ini dilakukan dengan cara menyuruh orang tersebut untuk antefleksi dengan lengan di ulur kebawah sampai menyentuh lantai dengan lutut tetap ekstensi sambil diamati oleh pemeriksa dari belakanguntuk mengetahui sudut asimetritas trunkus.
Karena kurva skoliosis biasanya terjadi pada thorax atau pada thoracolumbal (upper back dan mid back), maka biasanya terbentuk juga asimetritas pada tulang belakang lumbal atau pada perbedaan ketinggian level bahu.
• Pemeriksaan fisik untuk memastikan ada tidaknya gangguan neurological. Gangguan neurological yang menyebabkan terjadinya skoliosis jarang terjadi tetapi perlu diperiksa karena skoliosis dapat mempengaruhi spinal cord.
• Sinar X ditujukan untuk membuat konfirmasi diagnosis skoliosis dan memeriksa besarnya kurva tulang belakang. Sinar X memberikan beberapa indikasi jika terjadi gangguan pada kerangka tubuh, sehingga akan turut mempengaruhi pengambilan keputusan pemberian pengobatan
• Terkadang dibutuhkan juga pemeriksaan MRI jika diperoleh pembengkokan pada daerah tulang belakang thoracalis dan cervicalis dan timbulnya gejala neurological yang menunjukkan terjadinya penekanan pada medulla spinalis (brisk reflex). Jika terjadi kurvatur ke sisi kiri karena umumnya kurvaturnya kea rah kanan, atau anak masih sangat muda ( 8 – 11 tahun).
Tergantung pada hasil dari evaluasi klinis dan tes diagnosis, rencana pengobatan dapat direkomendasikan misalnya dengan pemakian brace atau pembedahan untuk memperbaiki atau mengoreksi kurva tulang belakang.
Gejala-gejala Scoliosis
Pada anak-anak dan remaja, skoliosis terkadang tidak memiliki gejala-gejala yang tercatat. Biasanya skoliosis tidak menampakkan gejala sampai pada akhirnya kurva sudah makin menjelek secara nyata.

Seseorang dengan skoliosis akan mempunyai gambaran sebagai berikut:
 Satu bahu lebih tinggi daripada yang lainnya
 Satu tulang bahu lebih menonjol keluar dari pada tulang bahu sebelahnya
 Sisi rongga dada tampak lebih tinggi dari pada yang sebelahnya
 Satu hip tampak lebih tinggi dan lebih menonjol ke depan daripada hip sebelahnya
 Pinggul tampak tidak rata
 Badan akan miring ke satu sisi
 Satu kaki tampak lebih pendek dari pada sebelahnya
Nyeri bukanlah gejala yang khas dari skoliosis. Nyeri punggung pada anak-anak dan remaja yang menderita skoliosis bisa jadi indikasi dari masalah yang lain sehingga harus dievaluasi lebih mendalam.