Artikel


Penyakit Leukemia (Kanker Darah) dan Kemungkinan Penatalaksanaan Fisioterapi
Oleh Anshar, SPd, S.Ft, M.Kes
Kajian Manajemen Issue Profesi


Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
• Penyakit Leukemia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
• Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.


Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Epidemiologi
Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
• Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).

2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).

3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.

7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Tanda-tanda lain yang menyertai penderita leukemia dan dapat menjadi fokus perhatian seorang fisioterapis adalah: Weakness, Fatigue, Joint Pain
• Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.
• Penanganan dan Pengobatan Leukemia
Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang comprehensive
Pengobatan dengan Kemoterapi
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah
Namun kemoterapi juga mempunyai efek samping yaitu :
• mual
• muntah
• kerusakan pada ginjal
• mengiritasi rongga mulut
• rambut rontok
• menurunkan hasrat seksual
• sariawan
• diare

cara mengatasi efek samping :
• pemberian anti mual dan muntah
• saat merasa mual duduk ditempat yang segar
• makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (puding, sereal, bakso, puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dll)
• lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah, gunakan pembersih mulut
• berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
• hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.
-----------------------------------
Kajian Kasus Pasien Leukemia :
-----------------------------------
Identitas Pasien
Nama Fahri (No. MR. 433210)
Umur 3 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Alamat Limboro, Polman
-----------------------------------
Pemeriksaan Vital Sign
T 100/70 mm Hg
N 102 x/menit
P 30 x/menit
S 36,5˚C
-----------------------------------
Pengukuran Antropometri
Berat Badan 11 kg
Tinggi Badan 96 cm
-----------------------------------
Catatan
Keadaan Umum : Pasien tampak lemah, gizi kurang dan dalam keadaan sadar. Pasien masuk ke RS tanggal 12/7/2010 jam 19.30 untuk persiapan kemoterapi berdasarkan hasil diagnosis Leukemia. Dari MR tercatat bahwa Pasien saat bayi mendapatkan imunisasi BCG 1 x, DPT 3 x, Polio 4 x dan Hepatitis 2 x.
Dari hasil Tanya jawab dengan orang tua pasien : Awalnya pasien di bawah untuk berobat karena sering mengalami jatuh saat berjalan yang diduga seperti akibat dari keseleo. Ibu pasien menyatakan bahwa anak tersebut mengeluhkan nyeri sendi, mulai dari ankle lalu ke lutut dan menjalar ke pantat. Akhirnya pasien mengalami gangguan berjalan.
Orangtua pasien lalu membawa ke dukun untuk diurut, tetapi karena tidak ada peubahan, maka pasien di bawah ke Puskesmas.
Selanjutnya pasien di bawah berobat ke RS dan setelah pemeriksaan medis dan penunjang, maka di diagnosis sebagai Leukemia LLA sehingga perlu mendapatkan pengobatan untuk kasus leukemia
------------------------------------------------
Hasil Kajian Fisioterapi dengan Pola CHARTS
------------------------------------------------
C Nyeri sendi pada Ankle joint, Knee Joint, Hip Joint dan Pelvic dan tidak dapat duduk/berjalan
---------------------
H Hasil Tanya jawab dengan orang tua pasien berkenaan dengan penyakit yang diderita: Awalnya pasien di bawah untuk berobat karena sering mengalami jatuh saat berjalan yang diduga seperti akibat dari keseleo. Ibu pasien menyatakan bahwa anak tersebut mengeluhkan nyeri sendi, mulai dari ankle lalu ke lutut dan menjalar ke pantat. Akhirnya pasien mengalami gangguan berjalan.
Orangtua pasien lalu membawa ke dukun untuk diurut, tetapi karena tidak ada peubahan, maka pasien di bawah ke Puskesmas.
Orang tua pasien menyatakan bahwa anaknya sering mengalami napas yang terengah-engah
Selanjutnya pasien di bawah berobat ke RS dan setelah pemeriksaan medis dan penunjang, maka di diagnosis sebagai Leukemia LLA sehingga perlu mendapatkan pengobatan untuk kasus leukemia
----------------------
A Tampak hipotropi pada otot-otot Ekstremitas Inferior
Pasien hanya tidur
Pasien tidak mau duduk
Pasien hanya mau digendong
-----------------------
R Tes gerak pasif menunjukkan mobilitas gerak sendi (ankle, knee dan hip) tidak mengalami hambatan sehingga diinterpretasikan tidak terjadi gangguan intraarticular dan tidak terdapat gangguan Endfeel
Tes gerak aktif kurang optimal untuk dilakukan oleh pasien, karena pasien menangis dan kemungkinan pasien menghindari untuk melakukan gerakan yang dapat menimbulkan rasa sakit atau pengaruh dari pelemahan otot
Tes Gerak Tahanan, tidk dapat dilakukan, karena pasien mengeluhkan rasa sakit
------------------------
T Otot teraba agak lemah
Nyeri saat di tekan pada beberapa area sendi
------------------------
S Hasil pengukuran circumferential otot:
Paha Kanan : 20 cm
Paha Kiri : 22 cm
Tungkai Kanan : 15 cm
Tungkai Kiri : 17 cm
Knee Pes Reflex : Normal
ROM test pasif : Normal (ankle, knee, hip) bilateral
Leg length Test : Kiri dan Kanan sama yaitu 39 cm
Pain Scale : Mimic
MMT :
Gravity Ressited Test (Tidak dapat dilakukan)
Motor Developed Test :
Gross Motorik
1. Jump and land 2 feet
2. Propel riding vehicle
3. Jump ove 1 or 2 inch object
Locomotion
1. Walks up steps reciprocally
2. Running with speed and fluidity
Test activity :
1. Duduk (tidak dapat/tidak ingin dilakukan)
2. Duduk -Berdiri (tidak dapat dilakukan)
3. Berjalan (tidak dapat dilakukan)
4. Berguling : tidak dilakukan
5. Tengkurap : dapat dilakukan jika atas kemauan sendiri
6. Meniup
Hasil Pemeriksaan Lab:
Hb : 7,2 – 12,1 (13 – 16 gr%)
Lekosit : 1950 – 7500 ( 5000 – 10000 /mm3)
Eritrosit : 2,4 juta – 4,23 juta/mm3 ( 4,5 juta – 5,5 juta/mm3)
Hematokrit : 20,5% - 36% ( 40 %-48%)
Trombosit: 22.000-83.000/mm3 ( 171.000/mm3)
------------------------------------
Rencana Penatalaksanaan Fisioterapi
------------------------------------
Berdasarkan hasil temuan pada pasien dengan memakai pola CHARTS, maka di identifikasi gangguan sebagai berikut:
1. Kelemahan Otot dan nyeri sendi
2. Kelelahan dan gampang sesak napas

Sehingga diasumsikan bahwa beberapa teknik dan modalitas Fisioterapi dapat diterapkan dalam simptomatk yang tertera di atas, misalnya dengan penerapan:
1. Terapi Stimulasi Listrik
Terapi stimulasi listrik arus frekuensi rendah panjang gelombang 0,1 – 1 mili detik atau biasanya lebih dikenal dengan faradisasi bermanfaat untuk stimulasi otot rangka.
Efek terapi :
a. Memelihara fisiologi otot dan mencegah atrofi otot
b. Modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal atau supraspinal
c. Menambah jarak gerak sendi dan / atau mengulur tendon
d. Memperlancar peredaran darah dan / atau memperlancar resorbsi pembengkakan
Indikasi :
a. Otot yang layuh (Lower Motor Neuron Lesion) dengan nilai otot dibawah 3. Bila karena trauma pada urat saraf, maka perlu pemeriksaan electro Myography (E.M.G), untuk mengetahui tingkat kerusakan komplit atau partial
b. Kelemahan otot karena adanya penyakit atau karena otot lama tidak berfungsi (disuse atrophy), dengan nilai otot dibawah 3
c. Otot yang tidak mampu berkontraksi karena nyeri yang sangat, misal sehabis trauma
d. Otot yang dipindahkan tendonnya/fungsinya (tendon transver), 3 minggu sesudah operasi
e. Adanya pembengkakan local / setempat pada anggota
f. Otot yang memendek atau berlengketan (contracture)
Kontra indikasi :
a. Kondisi sehabis operasi urat saraf atau penyambungan, yang konduktifitasnya belum membaik berdasarkan pemeriksaan E.M.G
b. Lower Motor Neuron Lesion sehabis trauma yang masih baru, dengan keluhan nyeri yang sangat
c. Lower Motor Neuron Lesion dengan complete Nerve Lesion
d. Penderita dalam keadaan panas tinggi
Dosis :
a. Intensitas: 2 – 60 mA (kontraksi optimal), durasi: 0.01 – 1 msc
b. Waktu : tiap satu motor point pada otot perlu 30 – 90 kali rangsangan, dengan waktu 1 – 3 menit
c. Pengulangan : umumnya 1 kali 1 hari
d. Seri : 5-10 kali.

2. Active ROM Exercise therapy
Pengertian :
Latihan aktif adalah gerak sendi aktif tanpa tahanan ataupun bantuan dari luar.
Efek terapi :
a. Mobilisasi sendi aktif
b. Mengajarkan gerak fungsional
c. Memperkuat otot
Indikasi :
a Kondisi kelemahan otot dengan nilai 3 ke atas
b Kondisi kesulitan pengontrolan gerak anggota
c Kondisi terhambatnya jarak gerakan sendi
d Kondisi ketegangan otot dan jaringan lunak
Kontra indikasi :
a Penderita panas tinggi
b Penderita dalam keadaan bed rest total
c Penderita penyakit jantung perlu teknik khusus
d Penderita khusus habis operasi dengan Moore Prothese gerakan sendi paha (hip joint) adduksi, flexi dan internal rotasi tak boleh berlebihan
e Penderita yang tidak kooperatif.
Dosis :
a Waktu : tiap bentuk gerak dari suatu sendi diberikan 10-30 gerakan, 2-3 menit
b Pengulangan : 1 x 1 hari
c Seri : maksimal 10 kali

3. Breathing Execise
Pengertian :
Latihan pernafasan adalah gerak dada/tubuh bernafas secara aktif teratur.
Efek terapi :
a Meningkatkan mobilisasi dada
b Meningkatkan ventilasi paru
c Meningkatkan kapasitas vital paru
d Menyelaraskan irama dan frekuensi pernafasan
e Meningkatkan kekuatan meniup
Indikasi :
a Penyakit / gangguan pada sistem pernafasan, misal bronchitis kronik, bronchopneumonia, bronchiale, emphysema dan lain-lain.
b Kondisi sebelum dan sesudah operasi
c Kondisi sebelum dan sesudah melahirkan
d Sebagai selingan dari pada latihan
e Pertolongan pada penderita pingsan / hampir pingsan
f Penderita gangguan jantung dengan teknik khusus.
Kontra indikasi :
a Haemoptoe pada penderita Tuberculosis aktif
b Penderita wooping cough / Kinghouse
Dosis :
a Waktu : 10-15 menit; pengulangan 1 kali 1 hari
b Seri : 10 kali
Rencana Evaluasi Program dan Reevaluasi Program
Nyeri sendi dilhat dari pemberian latihan dan mimic
Weakness dapat tropi otot dan perkembangan Motori Developmental serta GRT
Fatigue dan Dyspnoe dengan pemberian Breathing exercise yang bertingkat

Sistem Dokumentasi Program dan Follow Up:
Sesuai dengan gambaran dalam Medical record
Walahu a'lam bissawab

===========================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar