Jumat, 02 Juli 2010
Osteoporosis
Evidenced Based
Osteoporosis is more common in women than in men. This is because during menopause, a woman's ovaries greatly slow their production of estrogen, a hormone that keeps the bone-dissolving activity of the osteoclasts in check. After menopause the osteoblasts continue to build bone, but they cannot keep up with the speed at which the osteoclasts break it down. As a result, a woman begins to lose bone rapidly, especially in the first five years after menopause. If no measures are taken to prevent or slow bone loss, osteoporosis can occur.
Bone loss in men generally begins later and advances more slowly than it does in women. Men tend to have larger and stronger bones than women do and they do not go through the abrupt hormonal changes that occur with menopause. But as they age men do loose bone density, in part because of a natural decrease in testosterone. By age 65 or 70 men and women lose bone mass at similar rates. Calcium absorption, which is needed to keep bones healthy, also decreases in men and women.
Most cases of osteoporosis result from the speeding up of bone loss that can occur for a number of reasons:
Decrease in the levels of hormones (estrogen and testosterone) in the body
Lack of physical activity
Lack of calcium and vitamin D
Smoking
Excessive alcohol use
Certain medications.
Defenisi
Osteoporosis adalah penyakit dimana tulang menjadi keropos dan melemah.
Saat tulang kehilangan kekuatan maka lebih mudah untuk patah
Tulang-tulang Columna vertebralis, hip, wrist, pelvis, dan lengan atas adalah area khusus yang beresiko untuk fracture pada seseorang dengan osteoporosis.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Penyebab
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Klasifikasi:
Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita pasca menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit, misalnya kurang gerak
Prevalensi
Sekitar 10 juta orang Amerika Serikat yang menderita osteoporosis dan 18 juta menderita osteopenia (penyakit yang berkembang secara progressif tanpa gejala hingga didiagnosis keropos tulang setelah terjadinya fraktur)
Patogenesis
Tulang terbentuk dari Calsium dan mineral lain (bone hard).
Densitas tulang (bone mineral density) dirujuk sebagai kandungan mineral alam tulang (berkaitan dengan seberapa keras dan kuatnya suatu tulang). Densitas yang rendah terlihat pada kasus osteoporosis.
Tulang adalah jenis jaringan, dimana secara konstan terjadi repairs dan renews sendiri (remodeling).
Ada dua jenis sel yang terlibat dalam remodeling:
1. Osteoclasts, sel untuk menghancurkan, atau resorb, dan melepaskan Calsium ke dalam darah.
2. Osteoblasts, sel yang menarik Calsium dari darah untuk membentuk tulang baru.
Keseimbangan kerja antara osteoblasts dan osteoclasts membuat tulang tetap sehat.
Perbandingan antara garam-garam organik dan anorganik pada tulang bayi adalah 1 : 1, tetapi ini akan berubah sehingga pada usia 60-70 tahun perbandingan tersebut menjadi 7 : 1. Hal ini menyebabkan tulang-tulang muda menjadi elastis, sedangkan tulang-tulang tua mudah patah.
Pada anak muda tulang meningkat densitasnya, tetapi setelah usia 35 tahun, tulang mulai untuk kehilangan densitasnya
Unsur tulang terdiri dari 25-35 % air dan 60-70 % mineral dalam bentuk kalsium fosfat dan kalsium karbonat
Memiliki kemampuan terhadap tekanan dan regangan.
Akan tetapi kemampuan tulang untuk menahan tekanan dan regangan memiliki batas kemampuan sehingga pada keadaan diluar kemampuan tulang maka akan mengalami kerusakan.
Matriks Tulang
kristal-kristal kalsium fosfat (Ca10(PO4)6(OH)2)
kolagen tipe 1
fluor, sodium, potassium, sitrat,
Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:
wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis
penderita yang diagnosisnya belum pasti
penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.
Lokasi:
Fraktur Panggul
Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. ] Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% beresiko fraktur femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.
Fraktur Vertebral
Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi resiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.
Fraktur Pergelangan Tangan
Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.] Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan]
Fraktur Tulang Rusuk
Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktifitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan mudah apakah individu kemungkinan beresiko.
Manajemen Fisioterapi:
Rasionalisasi
Physiotherapists dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, memberi nasihat jenis latihan yang dapat meningkatkan densitas tulang, memperbaiki keseimbangan tubuh untuk mencegah resiko terjatuh.
Aktivitas latihan yang diberikan terukur dan teratur
Kawasan Perhatian Fisioterapis Pada Kondisi Osteoporosis:
1. Relieve the pain of osteoporosis,
2. Improve posture and prevent falling and fractures.
3. Helps to maintain and improve a patient's physical capabilities.
(Pain relief Position relief Safety Exercise Weight-bearing exercises )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar